Kau memasung kakiku
Pada sebuah ketentuan,
Aku jauh dari menentukan
Bumi mana yang patut ditimpa hujan.
Kau menghembus halus deruan darahku
Saat tidurku yang aman
Demi menitip pesan,
Yang dulu tercerai
Mampu dicantum sebuah harapan.
Kau jualah yang menjadi hantu,
Memomokkan aku dengan anak kecil yang dibelenggu
Yang mati terdampar pada sebuah harapan
Yang di sini aku mampu gapaikan.
Dan kerana Kau jualah,
Aku depakan tangan
Menerima panas dan hujan
Dengan sebuah hikmat,
"Aku dibelenggu untuk melepaskan belenggu".